Monday, July 26, 2010

KOMUNIKASI PERSUASIVE : APAKAH ANDA PROFESIONAL ?


Ismet Ali (*)
Master Coach Soft Skills


Mengapa Komunikasi Penting?
Dalam kasus yang ekstrim, efektivitas komunikasi dapat membuat perbedakan situasi antara hidup atau mati. Contohnya ketika salah komunikasi terjadi, sebuah pesawat terbang bisa mengalami kecelakaan. Kejadian fatal pada pasien saat dioperasi. Terjadi kecelakaan kerja di industri besar. Apalagi industri yang berbasiskan tenaga nuklir.

Dalam kehidupan bisnis, sering tidak kita sadari bahwa bisnis kita kurang berkembang sebenarnya bisa disebabkan oleh komunikasi yang salah. Akibatnya rekan bisnis kurang nyaman berhubungan dengan kita. Walaupun produk atau jasa yang kita tawarkan lebih bersaing dibandingkan yang ditawarkan kompetitor.

Terdapat 3 hal umum penyebab timbulnya masalah saat kita berkomunikasi. Pertama, setiap kata diartikan berbeda oleh orang yang berbeda. Misalnya target penjualan 1000 unit diartikan sebagai target atas yang harus dicapai oleh Joni. Sedangkan bagi Edi, 1000 unit adalah target bawah, dan dia berusaha mencapai diatasnya. Kedua, Tidak ada jaminan bahwa pesan yang kita dikirim itu dapat diterima atau dimengerti dengan benar. Hal disebabkan latar belakang pengalaman dan persepsi kedua pihak yang berkomunikasi berbeda. Ketiga, sering terjadi gangguan (distorsi) bila komunikasi harus disampaikan antara satu orang dengan orang lainnya lagi.

Bila kita sering mengabaikan ketiga hal diatas maka jangan heran bila komunikasi yang kita selama ini sulit menjadi efektif. Akibatnya sangat banyak, misalnya kita tidak akan mendapatkan respon sesuai dengan yang kita inginkan. Lebih parah lagi bila kita dianggap tidak profesional dalam berkomunikasi, sehingga orang enggan berhubungan bisnis atau menerima kita sebagai karyawannya.

Komunikasi Persuasive
Terdapat dua hal yang harus diketahui oleh seorang profesional dalam komunikasi. Pertama, Komunikasi efektif terjadi bila kita mengirim pesan dan perasaan kita secara lengkap dan akurat dan lawan bicara kita menerima dan menterjemahkan sama dengan yang kita maksudkan. Kedua, komunikasi efisien terjadi bila komunikasi terjadi dengan pengertian yang sama dalam waktu yang singkat dan sumberdaya yang seirit mungkin.

Bila ingin sukses sebagai profesional, maka kedua hal ini harus dikuasai sebagai dasar melakukan komunikasi persuasive. Para pakar komunikasi, menterjemahkan komunikasi persuasive sebagai komunikasi yang selalu mampu memperjuangkan tercapainya tujuan yang kita inginkan dari lawan bicara. Tentunya tanpa memaksakan kehendak. Jika mampu melakukan komunikasi efektif, maka kitaakan mampu menyampaikan pesan dan perasaan sembari membangun empati lawan bicara sehingga pesan dan perasaan itu menjadi milik lawan bicara.

Agar mahir berkomunikasi persuasive, memang dibutuhkan keterampilan melakukan analisa transaksional selama berkomunikasi. Analisa didasarkan pada posisi lawan bicara, yaitu anak-anak, dewasa atau orang tua. Dalam membangun kompetensi komunikasi, tentu seorang profesional harus bisa melihat posisi yang diambil oleh lawan bicara. Dari posisi itu selanjutnya digiring untuk dapat berkomunikasi pada posisi dewasa-dewasa dengan anda. Dalam posisi yang sejajar dewasa-dewasa ini, maka segala urusan profesional akan dapat dipecahkan secara rasional dan meminimumkan meminimumkan perasaan (emosional) yang cenderung tidak pasti.

Seorang profesional berkomunikasi efektif dan efisien untuk suatu kepastian hidup dan bisnisnya.

(Tulisan ini telah diterbitkan di Rubrik Kiat Menjadi Profesional dalam Harian JogloSemar pada 16 Mei 2010)

No comments:

Post a Comment