Friday, August 20, 2010

APA SUSAHNYA MENGELOLA KONFLIK DIKANTOR?


Ismet Ali (*)

Master Coach Soft Skills

Sebagai seorang manager professional anda bertanggungjawab terhadap orang-orang dalam tim yang anda pimpin. Mengapa? jika kepemimpinan anda jelas, maka anggota tim anda akan mampu mencegah timbulna yang dapat menghabiskan energi bukan untuk berkerja.

Dalam dunia kerja kita biasa bekerja berdampingan dengan manager lain yang juga memiliki tanggung jawab terhadap anggota timnya. Hal yang perlu disadari bahwa orang-orang tidak selamanya bekerja dengan bertatap muka. Tim anda bisa sangat sibuk diantara mereka ataupun sibuk dengan anda. Keterbatasan interaksi, memungkinkan timbulnya perbedaan persepsi antara seorang dengan lainnya.

Timbulnya konflik dapat bersumber dari perbedaan persepsi seorang terhadap orang lain dalam hal: pola pikir, pola komunikasi ataupun pola bertindak. Reaksi atas perbedaan persepsi ini dapat menghasilkan konflik dari bentuk yang sederhana seperti pembiaran, mendiamkan sampai bentuk yang berbahaya yaitu penyerangan balik secara fisik.

Konflik memang suatu yang tidak bisa dihindarkan didalam bekerja. Hal ini normal, karena konflik merupakan produk sampingan bila orang-orang mencoba bekerja sama. Sejatinya setiap manusia itu unik, sehingga kita tidak bisa berharap semua orang akan bersepakat dengan berbagai keinginan kita setiap saat. Oleh karena itu jangan pernah berharap dapat menghapuskan konflik dari sekitar kita. Justru carilah cara bagaimana membuat konflik menjadi hiburan dalam kita bekerja. Cara intrapersonal dapat ditempuh dengan: 1). Membatasi jumlah salah faham, 2) Membatasi skalanya, 3). Hentikan meluasnya kesalah-fahaman, 4). Bila memungkinkan, perbaiki hubungan antar yang berkonflik, dan 5). Jadikan konflik menghasilkan manfaat.

Secara interpersonal, kita dapat mengelola konflik secara efektif dengan 4 cara. Pertama, Buat daftar konflik yang sering terjadi disekitar kita. Siapa saja yang sering konflik dengan kita? dengan anak buah, dengan atasan atau dengan manager dari departemen lain. Atau antara anggota team kita dengan anggota team dari manager yang lain.

Kedua, Analisa sebab musabab mengapa jenis konflik diatas terjadi. Konflik tidak selamanya terjadi karena suara bicara yang keras atau karena tunjuk hidung menyalahkan orang lain. Mengabaikan orang lain juga dapat menghasilkan konflik yang berakibat merusak hubungan didalam kantor.

Ketiga, Gali perbedaan yang sehat. Tidak semua konflik membahayakan. Kadang kala perbedaan ataupun ketidaksetujuan dapat menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Tergantung cara menganalisanya, secara sehat dan dengan keterbukaan.

Keempat, Selesaikan konflik. Cara terbaik dengan mencegahnya. Hal ini bisa dilakukan lebih awal. Mengajak untuk tidak memaksakan kehendaknya. Bila tetap terjadi, maka jangan membuat keputusan menerima atau menolak pada tahap awal konflik. Cari waktu untuk anda dan lawan interaksi berpikir mengapa keinginan yang berlebihan itu sulit diterima. Walaupun cara terbaik adalah mengajak berdialog mencari jalan keluar. Akan tetapi keinginan memaksakan kehendak akan selalu ada bagi orang tertentu. Akibatnya konflik juga tidak akan pernah habis dari lingkungan kita bekerja.

Akhirnya, konflik sangat dipengaruhi oleh persepsi kita. Bila persepsi kita mau mencari jalan keluar, maka kita akan dapat mengatasinya secara bijak. Kita memang tidak bisa merubah dunia, tapi kita bisa merubah persepsi dalam mengatasi konflik untuk hidup yang lebih baik.


(Tulisan ini telah diterbitkan di Rubrik Konsultasi Soft Skills dalam Harian JogloSemar)


No comments:

Post a Comment