Thursday, August 19, 2010

BAGAIMANA MEMIMPIN: AGAR TETAP EKSIS ?



Ismet Ali (*)
Master Coach Soft Skills

Negara tercinta ini akhir-akhir mengalami krisis kepemimpinan. Buktinya setiap pemilihan pemimpin ditingkat OSIS di SMA atau BEM di universitas, sangat sedikit yang berminat menjadi pemimpinnya. Selain jumlah yang berminat rendah, kualitas kepemimpinannya juga terbatas. Contoh lain lagi, sulitnya mencari kepemimpinan partai yang mempunyai integritas lahir-batih, walau yang berminat banyak, tapi kualitas kepemimpinan yang mampu membuat visi, misi dan nilai-nilai kunci organisasi menjadi kenyataan adalah sangat sedikit.
Banyak kita bisa merasakan kepemimpinan itu ada atau tidak. Kita juga bisa mengatakan perbedaan antara kepemimpinan yang baik dengan kepemimpinan yang buruk. Akan tetapi kita sulit menjawab ketika pertanyaannya ”apa ciri-ciri kepemimpinan yang efektif itu ?”
Secara sederhana, kepemimpinan adalah mengelola manusia. Kita tidak bisa mengelola manusia seperti mengelola 4 sumberdaya lainnya seperti: uang; material; metoda; dan mesin. Mengapa? karena setiap manusia itu unik. Bahkan 2 manusia yang berasal dari yang rahim sama saja bisa memiliki DNA dan sifat-sifat yang berbeda. Dalam mengelola manusia kita tidak bisa mengabaikan agama. Sangat perlu mempertimbangkan perasaan dan budaya. Sedangkan 4 sumberdaya lain bisa dikelola lebih cepat, administratif dan nyaris tanpa perlu mempertimbangkan perasaan.
Dalam kehidupan profesional, kompetensi kepemimpinan (Leadership Competency) sangat diperlukan untuk menjamin pencapaian hasil pekerjaan kita. Kita harus menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, dan tentunya dengan bantuan sumberdaya lainnya. Singkatnya sebagai profesional kita perlu menjadi Leader sekaligus Manager.
Bagaimana sih caranya kalau kita ingin menjadi pemimpin yang efektif ? Banyak cara dan teori kepemimpinan baik versi barat maupun timur. Tetapi pengertian kita lebih penting, bahwa tidak ada satu cara yang bisa membuat seseorang menjadi pemimpin efektif.
Agar menjadi pemimpin yang efektif dilingkungan pekerjaan, kita memang harus memiliki kemampuan agar mampu berpikir, berbicara dan bertindak berbeda pada lingkungan yang berbeda. Kemampuan kepemimpinan ini dapat dilihat dari 3 gaya, yaitu: 1). Mengarahkan (Directive), dimana anda mengatakan dan orang lain melakukan. 2). Konsultasi (Consultative), menggerakan orang lain, agar terlibat dalam keputusan yang anda ambil. 3). Pendelegasian (Delegatory), meminta orang lain terlibat melakukan sebahagian tugas anda menjadi pertanggungjawabanya.
Seorang profesional sangat penting memahami pemakaian ketiga gaya ini. Derajat efektifitas ketiga gaya sangat dipengaruhi oleh kontek dan lingkungan dimana kita memimpin. Bila gaya Directive dominan, maka kita kelihatan terlalu ”nge-Bossy”. Sedangkan bila terlalu banyak konsultatif, tampak kita lamban dan kurang cerdas. Terakhir, jika gaya pendelegasian dominan, orang lain akan mengatakan bahwa tidak kepemimpinan, karena yang mengambil keputusan adalah bawahan.
Efektifitas kepemimpinan terletak pada menggunakan kombinasi ketiga gaya dengan derajat yang sesuai. Kapan harus menggunakan kombinasi gaya itu tinggi, sedang atau rendah dari ketiga gaya tersebut. Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu; kenyamanan anda dan orang lain; jenis tugas yang harus diselesaikan; dan tidak melanggar ketentuan profesional organisasi tempat kita bekerja.
Kita perlu berlatih untuk memiliki kepemimpinan efektif agar tetap eksis.

No comments:

Post a Comment